Peristiwa Malapetaka Dua Lima Januari (MADUARI)

Autovajin 1.0 disaat petang..

All hands, sebuah peristiwa mengenaskan dialami ane, tragedi yang nantinya ane kenal dengan nama MADUARI (Malapetaka Dua lima Januari). Yap, peristiwa kecelakaan yang terjadi pada tanggal 25 Januari 2012 lalu, bakal menjadi kenangan sekaligus pengalaman tak terlupakan dalam perjalanan hidup ane selama ini. Betapa tidak, hasil yang ditimbulkan dari tragedi ini begitu luar biasa bagi ane, untuk pertama kalinya dalam sejarah ane merasakan ranjang rumah sakit dan hal yang sangat tidak diinginkan, yakni tulang patah terjadi. Jari Tengah tangan kanan ane remuk pada bagian pangkalnya, jam tangan kesayangan rusak, sepatu kulit bersejarah juga ikut rusak.

Motor ane, AutoVajin yang sudah mengudara hampir 3 tahun bersama ane juga terkena imbasnya.. miris melihat kondisinya, bagian depan hancur, bodi retak dan spidometer ambrol.. Saat ini AutoVajin masih tergeletak di opname di Beres, dan kabarnya AutoVajin sudah selesai di Repair dan menjelma menjadi Auto Vajin 2.0 beta, kenapa beta ? karena ane harus nabung buat nebus biayanya yang sebesar 3 bulan gaji :-(. sungguh Pelajaran yang sangat berharga bagi ane.

jari tengah harus di pen..

The Tragedy

Kejadian bermula saat ane hendak berangkat kerja pukul 08.00 pagi, bertepatan dengan badai matahari, pagi itu ane merasakan sesuatu yang lain, menuju motor yang terparkir, hembusan angin besar yang meliak liuk merontokan daun seakan mengisyaratkan cuaca yang sedang tidak bersahabat. Singkat cerita ane pun mulai berkendara, jarak rumah dengan kantor sekitar 9 km, sebuah jarak yang biasa ane tempuh dalam waktu singkat. Akhirnya ane bergerak menuju tkp, lalu lintas didepan ane sudah mulai sepi dan jalan lurus bin lapang terbuka didepan, ane pun memacu motor pada speed 60 an kpj, terlihat 10 meteran didepan ane melihat bapak2 menghentikan bebeknya sambil kepala melihat ke belakang, *wah keknya bahaya nih bapak, mau puter balik tapi gak liat kondisi sekelilingnya, batin ane. Yap, perkiraan ane ini bapak mau balik arah dengan muka polos jadi ane tetap santai aja memacu motor, eh ndilalah.. analisa dan prediksi ane gagal, itu bapak gak balik arah ke selatan (posisi ane melaju lurus dari utara) tapi malah mlipir ke pinggir dan berhenti memalang riding line ane, apa mau dikata jarak yang hanya 2 meter ane refleks banting stang ke kiri, berharap masih ada space di pinggir yang bisa dilewati. Ban depan ane nabrak ban depan motor si bapak, ane mbabit dan oleng terus ndlossor sejauh 10 meter. Dengan tatapan kosong ane melihat spidometer ane terkoyak perlahan, jatuh dan tetap tenang melihat jari ane udah patah dan auto vajin tergeletak tak berdaya.. miris dan tak percaya dengan keadaan yg terjadi. Kenapa ane gak ngerem ? udah g kepikiran dan beresiko tinggi, karena rem belum di bekali C-ABS..  dan kenapa jari tengah ane patah?, perkiraan sementara karena menghantam stang lawan.. ditengah kepahitan karena jari patah ane masih harus bersyukur karena bagian tubuh lain masih sehat.. Alhamdulilah.

Begitulah, musibah tak dapat diprediksi kapan munculnya.. ane harus berusaha bersabar dan tetap semangat memandang kejadian ini. Semoga tangan kanan ane lekas sembuh sehingga bisa mencoba menggambar lagi, karena pegal rasanya ngeblog pake tangan kiri..

Semoga kita semua tidak mengalami peristiwa menyakitkan ini..  amin..