Nyoba masakan Thailand, buat lidah Jawa Menang Kalah tetap Nasi..

Gambar

All hands,

Beberapa hari yang lalu, ane sukses kena kompor dari seorang teman yang mendeskriptifkan pengalamannya menikmati masakan di sebuah resto Thailand, bernama Phuket. Bisa dibilang, restoran Thailand ini yang pertama buka diwilayah Perfektur Banyumas Raya. Seperti biasa ane agak ragu klo menikmati masakan import, masakan Chinese pun tak semuanya doyan hanya beberapa seperti Dim Sum, Fu yung Hai, Capcay, pokoknya hampir semua masakan chinese yang masih asli bukan hasil customisasi seperti Mie ayam, Bakso dan Siomay. Satu2nya masakan import yang pas dilidah ane baru Japanese Food, ini gara2 kegandrungan ane dengan semua hal yang berbau Jepang jadi doyan g doyan tetep didoyanin.

Kembali ke Thailand, Penasaran dengan hasil testimoni teman perihal kelezatan makanan negeri Gajah putih, niat ikut mencoba pun terlaksana tadi malam. Saking banyaknya pilihan menu yang tersedia, ditambah pengetahuan minim tentang jenis-jenis masakan thailand, ane pun milih menu yang dianggap aman, Nasi Goreng :D, Yakni Nasi Goreng Nanas pesenan ane dan Nasi Goreng Tom yam pesenan sang putri. Untuk minuman, ane pesen Teh Thailand berwarna merah (cha-yen) yang sebelumnya sudah direkomendasikan, udah kebiasaan soal minuman datangnya lebih dlu ketimbang makanannya. Meski memakai gula, pencampuran Teh dan gulanya tergolong lama, rasa teh antara pencampuran pahit dan hambar. So, bagi ane lebih enak Teh jepang kuning yang super pait itu ama teh Gopek buatan Perfektur Slawi.

Nunggu lumayan lama sekitar 19 menitan, 2 hidangan yang dipesan akhirnya mendarat. Berhubung agak katrok soal dunia kuliner ane mengira nasi goreng nanas ya nasi goreng yang ad campuran nanasnya, seperti nasi goreng khas Pekalongan yang ane lupa namanya. Nasi Goreng nanas disebut demikian karena mangkoknya menggunakan body buah nanas, terlihat minimalis nanas yang digunakan jenis nanas mini. Sedang Nasi Goreng Tom yam sesuai namanya, dihidangkan dengan mangkuk khas China ato Thailand. Rasa optimis ane bisa menyukai nasi goreng thailand ini ternyata tak sesuai xpetasi, lidah jawa tulen ini terasa kena turbulensi setiap sendok nasgor yang ane lahab, untuk porsinya terpasi kecil jadi bisa dihabiskan.

Akhirnya ane teringat pepatah yang sering diucapkan seorang kawan, bagi lidah orang Jawa menang kalah tetap sega (Nasi). Nasi disini punya makna yang jamak, yakni makanan yang udah terbiasa dinikmati masyarakat jawa pada umumnya :-D. Mencoba masakan yang diluar kebiasaan dan budaya memang sulit, karena itu butuh adaptasi dan kemampuan lidah plus otak dalam mengapprove rasa makanan asing. Bagi pengusaha kuliner yang ingin membuka restoran masakan asing dengan target pasar masyarakat setempat biasa akan menasionalisasikan masakan asing tersebut, misal Steak Semur Jengkol, Burger yang di indonesiakan, Sayur Lodeh Perancis, Baguette isi pisang, Sandwich lokal, Croque-Monsieur coklat legit, La Galette des Rois dengan ketan, Khanom mo kaeng rasa duren,

Akhir kata, keinginan untuk berkata Maknyuss seperti pak Bondan belum terlaksana, wisata kuliner selanjutnya direncanakan belum ada :-D.

27 pemikiran pada “Nyoba masakan Thailand, buat lidah Jawa Menang Kalah tetap Nasi..

  1. hahahaha…:)
    tapi bukan’a seharus’a dan semesti’a kang
    mas bro bisa menikmati, Thailan kan sebagian besar penduduk’a dr Jawa loh.. jd masakan’a pasti mirip2 cm beda nama…:D

    Balas

Tinggalkan Balasan ke kasamago Batalkan balasan