The PAC JF-17 Thunder/CAC FC-1 Xiaolong, Light Fighter hasil kerja sama China dan Pakistan yang sejak dinyatakan full operasional hingga saat ini belum berhasil meraih perhatian dan pengakuan dunia militer Angkatan udara. Padahal sejatinya, JF-17 selangkah didepan ketimbang lawan kompetitornya, LCA Tejas buatan India dimana JF-17 sudah memiliki kapasitas untuk melakukan ekport. Bagi China, JF-17 merupakan pesawat tempur kelas dua nya, tidak terlalu diperuntukan bagi PLAAF (AU China) hanya sebagai pengganti pesawat A-5C (Mig 19) dan F-7P (Mig-21+),berbeda dengan Pakistan yang menjadikan JF-17 sebagai pemain utama modernisasi Alutsista Angkatan Udaranya secara mandiri, menggantikan armada Mirage 3/5. Meski untuk kedua negara ketangguhan JF-17 sudah cukup teruji, pengakuan dari dunia Internasional masih sangat kurang sehingga belum menjadi lirikan utama dipasar Light Fighter Internasional. Selain Tejas, kompetitor utama JF-17 adalah F-CK-1 Ching Kuo Taiwan dan F/A-50 Golden Eagle Korea Selatan, yang terakhir namanya mulai berkibar setelah berhasil menjual 1 skuadron kepada AU Indonesia.
Dengan sikap China yang tak terlalu antusias dengan JF-17, Praktis Pakistan lah yang berjuang keras untuk mempopulerkan JF-17 kepada pasar dunia karena bagi Pakistan JF-17 diplot sebagai jembatan utama menuju kemandirian Alutsista udara. Setelah rajin mengikuti event Air Show, Pakistan yang telah meningkatan persentase penguasaan pengembangan JF-17 berniat menjadikan pesawat ini seperti F-16 yang memiliki berbagai macam level Avionik dan pesenjataannya (Blok). Upaya ini diwujudkan pakistan dengan rencana pengembangan varian terbaru JF-17 Blok III yang lebih canggih, dengan harapan mampu memancing minat AU negara lain untuk meminangnya.
Sekilas Tentang JF-17 Thunder/FC-1 Fierce Dragon
Desainnya sangat konvensional khas pesawat generasi ke 3 namun dengan tambahan polesan yang memberi kesan pesawat generasi masa kini. JF-17 dibekali mesin RD-93 turunan dari mesin MiG-29 RD-33 yang selanjutnya akan diganti dengan buatan china WS-13, kopian mesin RD-93 dengan tambahan modifikasi. Disektor cokcpit, JF-17 dilengkapi layar digital modern hasi pengembangan teknologi China, radar dan sistem avionik lainya diyakini dicomot dari teknologi J-10/FC-20 Fighter dimana basic teknologinya berasal dari Thales atau Selex Galileo. Disektor persenjataan, disematkan Fixed weapon GSh-23 dual barrel 23mm cannon, upgradable to GSh-30 dual 30mm cannon, Daya angkut (Payload) hingga 3.700kg.8.150 pounds yang dicantolkan di body tengah, 2 under wing dan 1 wingtip pylons pada tiap sayap. Dilaporkan pula, JF-17 dapat membawa AIM-9P Sidewinder atau PL-7/8/9 Short Range AAM pada wingtip dan underwing nya. PL-12/SD-10 mediam range aerial weapon dikonfirmasi pula dapat dibawa oleh JF 17. Canggih, ringan, segala cuaca, day/night multi-role fighter aircraft, adalah kelebihan utama JF-17 Thunder. Ada banyak perusahaan dari dua negara, Pakistan dan China yang berkerjasama membuatnya, antara lain China Aviation Industry Group CATIC, Chengdu Aircraft Industry Corporation and Chengdu Aircraft Design Institute, Pakistan Aeronautical Complex (PAC), Kamra dan AU Pakistan. Kerja sama ini lebih banyak dilandasi oleh kepentingan politis kedua negara, China membutuhkan Pakistan sebagai partner menghadapi India sedang Pakistan membutuhkan teknologi China untuk kemandirian Alutsistanya.
Prototype JF-19 Aircraft (FC-1) diperkenalkan pada Mei 2003, terbang perdana pada agustus 2004. Kemudian secara berkesinambungan, JF-17 mengalami berbagai macam uji kualitas, performa, daya tahan dan sistem avioniknya hingga dianggap final pada 2007. Ditahun ini pula, JF-17 diboyong Pakistan untuk ditampilkan pada publik melalui acara Pakistan Day Gift, 23 Maret 2007. Serangkaian uji coba dan evaluasi terbang terus dibangun PAC Kamra hingga ke tingkat operasional dengan melatih awak darat dan pilotnya, pada November 2009 Angkatan Udara Pakistan (PAC) secara resmi mengganti armada A-5 dengan JF 17 Thunder. Diperkenalkan pada publik dunia pada gelaran UK Farnborough Air Show 2010.
Spesifikasi :
|
Keunggulan Desain
Aerodynamic Configuration
Landing Gear
Comfortable Cockpit Escape and Egress System
|
Environment Control System and Oxygen System
Flight Control System
Fuel System
|
Sistem Avionik
Dilengkapi sistem avionik yang efektif, Glass cockpit, Hands on trhottle and stick (HOTAS) untuk meringankan kerja pilot, Navigasi yang akurable dan informasi penggunaan persenjataan pada Head Up Display. Dilengkapi layar datar layaknya generasi masa kini, Layar Multifungsi (menampilkan informasi mesin, Bahan Bakar, Hidraulik, listrik, Flight control, environmental control system) dan dilengkapi berbabagai macam perlengkapan avionik canggih seperti :
- Dual redundant mission computers
- Dual redundant 1553 Mux bus architecture
- Multi-mode Pulse Doppler Radar capable of tracking multiple targets with prioritized firing
- Ring laser gyro inertial navigation system tied with GPS
- Smart head up display with up front control panel. SHUD total field of view is 25 Degrees
- Color video recording camera and video recorder (for SMFCDs)
- HOTAS
- Three smart multi function color displays
- Air Data Computer
- Radar Altimeter
- IFF Interrogator/Transponder
- Air Combat Manoeuvring Instrumentation (ACMI)
- BVR/Communication Data link
- hVHF / UHF Communication System
Persenjataan
Mampu menggondol berbagai macam senjata masa kini, yakni :
- 70-100 Km range beyond visual range active missiles
- Highly agile Imaging infrared short range missiles
- Air to sea missiles
- Anti radiation missiles
- Laser guided weapons
- Runway penetration bombs
- General purpose bombs
- Training bombs
- 23 mm double barrel gun
CONCLUSION
Secara komersial, masih sangat sulit bagi Pakistan (JF-17 Thunder) atau China (FC-1 Fierce Dragon) untuk menguasai pasar pesawat tempur ringan. Tingkat kepercayaan pasar terhadap negara produsen nya masih sangat minim, Korea selatan saja perlu bersusah payah memikat perhatian dunia dengan T-50 Golden Eaglenya. Mungkin JF-17 baru laku bila telah berstatus Battle Proven, minimal dapat melumpuhkan Tejas India atau T50 Golden Eaglenya Korea. Walau tak begitu laku, JF-17 adalah wahana politik kedua negara yang mencerminkan adanya aliansi strategis dan wujud sebuah kerjasama erat. Bagi Pakistan, JF-17 juga kebanggaan tersendiri, mampu memproduksi Alutsista strategi seperti Pesawat tempur adalah impian setiap militer negara berkembang. Berdasar atas hal ini, maka dapat diramalkan bahwa JF-17 masih akan terus dikembangkan menjadi lebih canggih lagi, khususnya bagi Pakistan yang telah mantab untuk melepaskan ketergantungan Alutsistanya dari barat. China juga diyakni masih tetap mensupport Pakistan dalam pengembangan JF-17 versi Two Seater, bahkan ke versi generasi 4 nya. Dengan kekuatan dan teknologi China, pengembangan generasi 4 JF-17 rasanya tidak mustahil, diproyeksikan untuk fokus pengembangan JF-17 akan diserahkan sepenuhnya pada Pakistan karena China sendiri memiliki proyek pesawat silumannya J20/J31 yang belum selesai di uji coba.
SO, masa depan JF-17 akan terus ada, selain ada komitmen dan kebanggan dari Pakistan sendiri, secara teknis JF-17 pun masih memiliki banyak potensi untuk dikembangkan/dimodifikasi menjadi lebih bertaji sehingga dapat menjadi kuda hitam melawan alutsista buatan barat atau kompetitornya.
Pakistan ini negara kecil yg doyan perang juga ya heheehe
gesekan dg India msh berlangsng..
jangan sampai perang nuklir saja
Kita lihat bagaimana nanti dengan proyek KFX/IFX
smg brjlan lncar gan.. amin
Indonesiaaaa indonesiaaaaa merdekaaa
Merdeka..
Perlu dicontoh joint production military industrial strategic-nya paskitan dengan RRC,
Indonesia msh byk belajar dr negara lain melalui TOT
jf 17 bock 1 itu adalah pespur gen 4
jf 17 block 2 itu adalah pespur gen4+
jf 17 block 3 itu adalah pespur gen 5 ..(THN 2016/2017)
pembeli jf 17 myanmar dipastikan memproduksi jf 17
sedangkan indonesia dengan ifx masih di atas kertas yg akan jadi thn 2025-2030
sudah seharusnya indonesia belajar ke pakistan
salam
Yg block 3 blh tni beli 16 pesawat