The Book Wars, Jokowi vs Prabowo dalam dunia buku

url

Pertarungan memperebutkan kursi RI 1 pada gelaran Pemilu Presiden 2014 lebih sederhana karena hanya memunculkan 2 kandidatnya saja yakni Jokowi dan Prabowo. Meski begitu kesederhanaan ini membawa pula rasa dilematis dalam memilihnya, kedua calon sama-sama memiliki kekuatan yang berimbang untuk di pilih, sama-sama memiliki daya saing dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jauh sebelum keduanya diresmikan sebagai kandidat calon Presiden, pertempuran keduanya telah lama di mulai dalam wujud perang buku. Buku-buku tentang kedua calon banyak bertebaran di took buku, saling berjejeran dan saling berhadapan, hingga kini book wars ini masih terus berlangsung karena secara terjadwal selalu saja ada buku baru tentang kedua calon. Dalam hal kuantitas, pasukan buku Jokowi lebih mendominasi dengan aneka judul, cita rasa yang bervariasi, karena banyak diracik oleh penulis yang berbeda. Banyaknya buku biografi Jokowi terlihat sebagai sebuah fenomena, usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar yang saat itu sedang booming Jokowi, timing emas yang tak disia siakan oleh penulis dan para pebisnis buku.

2

Disisi buku Prabowo juga demikian, jumlahnya relatif tak sebanyak buku Jokowi, judulnya pun beraneka ragam tergantung selera para penulisnya. Sama seperti fenomena Jokowi, kebanyakan buku Biografi Prabowo merupakan karya penulis independen yang memanfaatkan momen Prabowo sebagai pemain utama peserta Pilpres 2014. Akibat dilandasi dengan ide yang sama, Buku-buku biografi tentang kedua kandidat pun pada dasarnya relatif identik, beraroma mirip dan bernada seriama, berusaha mengupas sosok Jokowi atau Prabowo dengan lebih mendalam, kontennya lebih banyak memanfaatkan kelebihan dan ciri khas kedua calon sebagai senjata utamanya. Jokowi memiliki beberapa senjata utama antara lain kesederhanaan, merakyat, dan memiliki track record yang paling bersih dari tindakan korupsi dan sisa sisa Orde Baru. Sedangkan Prabowo antara lain menjual Ketegasan, kewibawaan dan jiwa Nasionalismenya.

Diantara semaraknya Buku Jokowi, ane lebih menyukai buku yang mengangkat kisah hidup Jokowi dalam merintis kesuksesan, tentang perjuangannya membangun bisnis mebel hingga terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta. Buku Biografi Jokowi seperti inilah yang mampu memberikan inspirasi bagi para pembacanya. Disisi buku Prabowo, ane lebih menikmati buku yang mengupas kisah kesehariannya sebagai seorang sipil dalam berjuang merehabilitasi kembali namanya dari tudingan kelam masa lalu menjadi sosok sipil berwibawa di masa kini. Tak ada parfum yang tak wangi, kedua kandidat menyimpan sisi kelemahan yang sangat potensial diumbar sebagai senjata saling menjatuhkan. Jokowi mulai diragukan komitmen dan kemampuannya, tak kala amanahnya dalam memimpin Jakarta belum menghasilkan prestasi yang didambakan, banyak pihak yang mengharapkan Jokowi tetap fokus dan semangat untuk membenahi ibu kota terlebih dahulu hingga masa baktinya tuntas. Prabowo masih menyisakan catatan hitam nya terkait pelanggaran HAM, kehidupan pribadinya yang misterius, dan tudingan memiliki sifat pemarah.

At least, palagan perang kedua calon akan di mulai sebentar lagi, survei sederhana ane dengan menanyakan pilihannya kepada beberapa orang yang ane temui menunjukan persaingan antara Jokowi dan Prabowo bakal berlangsung sengit. Bagi yang masih mengidolakan sosok dan cara kepemimpinan Jokowi tentu akan menjadi pemilih setianya, sedangkan bagi yang mendambakan kepemimpinan yang tegas, disiplin dan berwibawa akan melabuhkan pilihannya pada sosok Prabowo.

5 pemikiran pada “The Book Wars, Jokowi vs Prabowo dalam dunia buku

  1. Semoga yang terbaiklah yang bisa menjadi pemimpin negeri ini, satu lagi yang bisa membuat jaringan internet di negeri ini lebih lancar alias tidak lemot.. heheeeeee

    Balas
  2. Sempat bikin sakit mata juga waktu sebelum pilpres ke gramedia, pada wara wiri nih buku kedua capres. Hanya sayangnya diriku tak berminat walau hanya sekedar baca resensi, hehehe 😀

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Ahmad Naufa Batalkan balasan