Sebuah Review Telat : Rurouken – Kyoto Inferno

kenshin201

Finally, masa penantian membosankan akhirnya berhenti pada 10 Desember lalu, file yang ditunggu-tunggu hadir, tak ada rasa senyum kebahagiaan yang mencuat namun tetap saja, file ini langsung ane unduh secepat kilat. Sekuel berjudul Rurouni Kenshin: Kyoto Taika-hen (Kyoto Inferno) sudah dapat di download dalam bentuk dvdrip beserta Subtitlenya yang sedikit lebih terlambat. Sebenarnya sudah sangat terlambat untuk mengulas film ini karena filmnya sendiri akhirnya dapat diputar di jaringan Bioskop tanah air, meski hanya terbatas di jaringan Blitz cs., apalagi dalam masa penantian ini, ane berkali kali terpapar radiasi Spoiler, jadi memang tingkat antusiasme sedikit Down.

Dalam keterlambatan, Ane sempat berlabuh ke Ibukota Republik guna menikmati movie ini di bioskop, tapi karena masa tayang yang sudah lama, Rurouken tak lagi menempati schedule yang nyaman untuk di pilih. Di Grand Indonesia yang sempat ingin ane tuju, jadwal Rurouken yang tersisa adalah 21.48, sungguh timing yang kurang normal bagi ane. So, jadilah ane balik kampung dengan secercah harapan untuk kembali menanti versi downlodannya.

The Review

Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno ( dikenal diluar jepang sebagai Samurai X) adalah sekuel dari movie pertamanya Rurouni Kenshin (2012) yang menuai kesuksesan dan Get Expectation para penggemarnya. Bagi fans Samurai X yang telah melahap versi Manga dan Animenya, jalan cerita Kyoto Inferno tentu sudah ditebak/diketahui yakni perjalanan Kenshin Himura (Battousai) dalam meredam pemberontakan terhadap Pemerintahan Meiji oleh bekas Battosai pengganti Kenshin, Makoto Shishio bersama kelompok Juppon Gatana (Ten Swords). Movie Kyoto Inferno di buka dengan aksi penyerbuan pasukan kepolisian Kyoto yang dipimpin Hajime Saito (ex-Shinsengumi). Penyerbuan ini berakhir pembantaian seluruh pasukan polisi oleh pasukan Shishio dan menyisakan Saito seorang.

Dalam keadaan genting, Menteri dalam negeri Okubo Toshimichi memanggil Kenshin Himura untuk meminta bantuannya menghentikan ulah Shishio yang sudah sangat membahayakan negara. Kenshin menolak dan Okubo dibunuh dalam perjalanan oleh anak buah Shishio yang memiliki julukan Tenken no Soujiro (Soujiro si pedang surga). Tergugah akibat peristiwa keji yang dilakukan pasukan Shishio, Kenshin memutuskan berangkat ke Kyoto untuk menghentikan Shishio. Bersama kelompok ninja Oniwabanshu, Pihak Kepolisian, dan kawan kawannya Kenshin berjuang menghentikan aksi Sishio yang berniat membakar habis Kyoto. Rencana membakar Kyoto dapat dihentikan, namun penyerbuan Kyoto adalah Dummy, Sishio aslinya berencana untuk membom Edo (Tokyo). Diakhir durasi, Kenshin terjatuh ke laut setelah berusaha menyelamatkan Kaoru yang diculik Sishio, dan akhirnya sang mantan pembantai bertemu dengan Guru nya yang kelak akan mengajarkan jurus tertinggi dari aliran pedang kuno Hiten Mitsurugi-ryū ; Amakakeru Ryu No Hirameki.

Pro Contra

Bagi ane ataupun mungkin penggemar kisah kenshin lainnya, cerita dalam live action movie Rurouken bukanlah focus utama, tetapi yang difokusnya adalah bagaimana sang sutradara berimprovisasi mengadaptasi kisah kenshin dari media 2D ke media Live/Real. Dan focus ini sudah berhasil dibuktikan di Movie pertamanya, tentu berakar dari kesuksesan ini, para penggemar mengharapkan sang sutradara dapat lebih baik lagi di movie keduanya. Aspek positif movie ini yang telah sesuai harapan ane adalah adegan Say Good Bye Kenshin kepada Kaoru, meskin singkat tapi lumayan keren. Sisanya tentu saja pada aksi pertarungannya yakni Duel Kenshin melawan puluhan pasukan Shishio di Desa Shishio, Aksi memukau dalam adegan duel satu vs lusinan samurai.

Selanjutnya Duel adu cepat dan teknik antara Kenshin vs Sojiro, dimana dalam fight ini Pedang Kotetsu Nagasone milik Sishio yang dipinjam Sojiro dapat mematahkan pedang Kenshin. Duel Cho Sawagejo vs Kenshin ketika menyelamatkan bayi anak dari Pembuat pedang Sakabatou Shakku Arai, Seiku Arai .Duel antara dua ninja Onibawanshu, Kakek Misao, Nenji Kashiwazaki vs Aoshi Shinamori yang sekilas mengingatkan ane pada Ninja SubZero dan Scorpion. Kualitas acting Tatsuya Fujiwara sebagai Shisio yang jempolan, aktor kawakan ini memang jagonya karakter cool but deadly dan terakhir pemeran Soujiro yang cukup baik meski espresinya kurang Innocent.

Sedang aspek negatifnya adalah soal banyaknya poin yang tak tergarap baik, alur terlalu cepat dan banyak adegan yang seharusnya lebih diangkat dengan detail. Misal yang cukup fatal adalah adegan pertemuan Kenshin dan Misao di Odawara tak terespos secara lucu dan dramatis. Aktris pemeran kekasih Shihio, Yumi yang jauh dari Bohay dan seksi. Serta kisah perjuangan Sanosuke sagara belajar Tinju Penghancur Futae Kiwami pada Anji dalam perjalanannya menyusul kenshin juga lebih buruk lagi, adegan ini justru malah terabaikan. Point of less yang memang dikatakan wajar, karena cukup sulit menyedot kisah Sishio vs Kenshin yang cukup panjang itu dalam satu film saja. Bersyukur, sang Sutradara Keishi Ohtomo membagi duel Shishio vs Kenshin dalam dua film sekaligus, Sekuel kedua dan ketiga. Poin ini yang membuat movie keduanya terlihat lebih kurang dari pada movie pertamanya, untungnya sisi music masih tetap keren seperti movie pertamanya, deburan music scoring ala Gladiator atau The Dark Knightnya Christopher Nolan, sungguh Epic dan khas sang composer Naoki Sato layak bersaing dengan Hans Zimmer ataupun John William.

Well, terbebas dari berbagai sisi positif atau negative nya, Movie Rurouni Kenshin : Kyoto Inferno tetaplah sebuah karya yang sangat menawan. Proyek adaptasi dari salah satu manga popular didunia karya mangaka Nobuhiro Watsuki tetaplah nilai luar biasa dari movie ini, sesuai dengan harapan para fans yang menginginkan kisah si pembantai berpedang terbalik diangkat ke layar lebar. Dan sedikit berkisah, Samurai X adalah manga/anime yang paling amat sangat berkesan dalam kehidupan ane, karena berkat Samurai X lah mata batin ane terbuka terhadap kebudayaan jepang modern, dimana ane akhirnya benar-benar jatuh cinta pada music-musik jepang, Film Jepang, Dorama, Cosplay, teknik menggambar, dan lain nya.

Lewat Samurai X pula, ane menyadari bahwa anime bukan hanya sebuah tontonan anak-anak, banyak anime yang membawa inspirasi, motivasi dan hikmah yang dapat diaplikasikan dalam dunia nyata salah satunya dari Samurai X. The Best Quote dari Samurai X adalah Lebih Baik Beruntung dari pada Pintar dan People Change For Better or Worst, That They Do. Last, tinggal menanti Sekuel Ketiganya Rurouni Kenshin : The legend Ends, Selamatnya bagi yang sudah tuntas menonton seluruh sekuelnya.

Skor : 4.5/5 ~ Wajib dikoleksi

#PrayForBanjarnegara

7 pemikiran pada “Sebuah Review Telat : Rurouken – Kyoto Inferno

  1. meski telat tetap memikat.. bagi saya yg sdh ga sabar mengetahui jalan ceritanya langsung menyimak artikel ini sementara file versi bluray nya tengah di unduh 😀
    oh iya.. ternyata judul film nya beda ya dari yg masbro tulis di artikel review sebelumnya http://goo.gl/fSPqx2 “Rurouni Kenshin: The Great Kyoto Fire Arc”. apapun itu spt yg say tulis diawal review ini tetap memikat meski jadi semacam paparan radiasi spoiler. haha

    Balas
  2. kapan nulis review singkat bagian akhir dari trilogi Rurouni Kenshin – The Legend End, masbro? sebelum kita menikmati film nya.. di tunggu lho 😀
    Arigatou gozaimashita

    Balas

Tinggalkan Balasan ke kasamago Batalkan balasan